Inilah Jenis Penyakit Usus yang Sering di Derita – Penyakit usus besar ada beragam jenisnya, mulai dari yang ringan seperti konstipasi hingga serius misalnya kanker usus. Namun, berbagai langkah pencegahan dapat dilakukan untuk melindungi usus besar dari penyakit tersebut sekaligus menjaga kesehatan saluran pencernaan. Usus besar atau kolon berperan untuk mengubah sisa makanan menjadi tinja dan menyerap air. Jika usus besar terserang penyakit, proses penyerapan air dan pembentukan feses dalam tubuh akan terganggu. Penyakit usus besar dapat menimbulkan gejala berupa perut kembung, sering kentut atau tidak bisa kentut sama sekali, nyeri perut, sembelit, atau diare.
Polip Usus
Polip usus besar adalah benjolan kecil yang terbentuk di lapisan usus besar. Meski kebanyakan polip usus besar tidak berbahaya, tetapi seiring bertambahnya waktu beberapa kasus polip dapat berkembang menjadi kanker usus besar. Sebagian besar penderita polip usus besar tidak mengalami gejala apa pun. Namun, sebagian mungkin mengalami tinja berdarah, diare yang berlangsung lama, dan kram perut.
Baca Juga : Organ Tubuh yang Bisa Kamu Donorkan Jika Kamu Berminat
Kanker Kolorektal
Sebagian besar kanker kolorektal dimulai dengan pertumbuhan polip pada usus besar. Hal ini karena beberapa jenis polip memiliki potensi untuk tumbuh menjadi kanker. Stadium kanker kolorektal tergantung pada seberapa besar pertumbuhan jaringan di dalam dinding usus besar dan apakah kanker telah menyebar keluar usus besar.
Sindrom Iritasi Usus Besar
Penyebab pasti sindrom iritasi usus besar juga belum diketahui. Namun, kondisi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti masalah sistem saraf di usus besar, gangguan otot di lapisan usus, dan infeksi berat di saluran pencernaan. Sindrom iritasi usus besar menjadi salah satu gangguan yang umum memengaruhi saluran pencernaan. Gejala yang ditimbulkan meliputi diare berulang, kram perut, dan perut kembung.
Penyakit Crohn
Penyakit Crohn adalah peradangan pada lapisan dinding sistem pencernaan, termasuk usus besar. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit autoimun yang terjadi ketika sel kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat. Gejala yang dapat muncul meliputi sakit perut, diare berkepanjangan, demam, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, atau buang air besar berdarah.
Obstruksi Usus Besar
Obstruksi usus besar terjadi akibat penyumbatan di usus besar yang menyebabkan gangguan pembuangan sisa pencernaan. Kondisi ini bisa menyebabkan sakit dan kram perut, muntah, perut kembung, tidak bisa buang gas atau kentut, dan sembelit. Jika penyumbatan sudah parah, usus besar bisa saja mengalami kerusakan atau robek. Bila hal ini terjadi, penderitanya bisa mengalami nyeri perut yang parah, keringat dingin, serta gelisah dan perlu segera ditangani oleh dokter.
Wasir
Wasir atau hemoroid adalah pembengkakan di bagian bawah usus besar. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan pada pembuluh darah di sekitar anus yang terjadi akibat mengejan saat buang air besar, diare berkepanjangan, kurangnya konsumsi serat, dan kebiasaan sering mengangkat benda berat.
Wasir juga sering kali disertai gejala lain, seperti gatal di sekitar anus, munculnya benjolan keras atau lunak di anus, nyeri anus terutama saat duduk, dan perdarahan dari anus saat buang air besar.
Usus Buntu
Usus buntu adalah peradangan pada usus buntu, yaitu kantong kecil yang terhubung ke pangkal usus besar. Peradangan paling sering muncul karena sisa makanan yang terjebak di usus buntu dan menimbulkan infeksi bakteri, sehingga usus buntu meradang, membengkak, dan berisiko pecah.
Tanda awal usus buntu berupa nyeri di perut bagian kanan bawah yang memberat saat berdiri atau berjalan, mual, muntah, demam dan kehilangan nafsu makan. Bila kondisinya memburuk, penderita usus buntu bisa mengalami nyeri perut hebat yang terasa di seluruh perut, gelisah, dan pingsan.
Radang Usus Besar
Radang usus besar atau kolitis paling sering ditandai dengan diare yang terjadi berulang. Kondisi ini juga sering kali disertai dengan gejala lain, seperti nyeri perut dan muntah. Penyebab radang usus besar belum diketahui secara pasti, tetapi ada dugaan penyakit ini dipicu oleh respons berlebih sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri atau zat lain yang masuk ke usus, misalnya protein susu.