Inilah Jenis Penyakit Usus yang Sering di Derita

Inilah Jenis Penyakit Usus yang Sering di Derita

Inilah Jenis Penyakit Usus yang Sering di Derita – Penyakit usus besar ada beragam jenisnya, mulai dari yang ringan seperti konstipasi hingga serius misalnya kanker usus. Namun, berbagai langkah pencegahan dapat dilakukan untuk melindungi usus besar dari penyakit tersebut sekaligus menjaga kesehatan saluran pencernaan.  Usus besar atau kolon berperan untuk mengubah sisa makanan menjadi tinja dan menyerap air. Jika usus besar terserang penyakit, proses penyerapan air dan pembentukan feses dalam tubuh akan terganggu. Penyakit usus besar dapat menimbulkan gejala berupa perut kembung, sering kentut atau tidak bisa kentut sama sekali, nyeri perut, sembelit, atau diare.

Polip Usus

Polip usus besar adalah benjolan kecil yang terbentuk di lapisan usus besar. Meski kebanyakan polip usus besar tidak berbahaya, tetapi seiring bertambahnya waktu beberapa kasus polip dapat berkembang menjadi kanker usus besar. Sebagian besar penderita polip usus besar tidak mengalami gejala apa pun. Namun, sebagian mungkin mengalami tinja berdarah, diare yang berlangsung lama, dan kram perut.

Baca Juga : Organ Tubuh yang Bisa Kamu Donorkan Jika Kamu Berminat

Kanker Kolorektal

Sebagian besar kanker kolorektal dimulai dengan pertumbuhan polip pada usus besar. Hal ini karena beberapa jenis polip memiliki potensi untuk tumbuh menjadi kanker. Stadium kanker kolorektal tergantung pada seberapa besar pertumbuhan jaringan di dalam dinding usus besar dan apakah kanker telah menyebar keluar usus besar.

Sindrom Iritasi Usus Besar

Penyebab pasti sindrom iritasi usus besar juga belum diketahui. Namun, kondisi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti masalah sistem saraf di usus besar, gangguan otot di lapisan usus, dan infeksi berat di saluran pencernaan. Sindrom iritasi usus besar menjadi salah satu gangguan yang umum memengaruhi saluran pencernaan. Gejala yang ditimbulkan meliputi diare berulang, kram perut, dan perut kembung.

Penyakit Crohn

Penyakit Crohn adalah peradangan pada lapisan dinding sistem pencernaan, termasuk usus besar. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit autoimun yang terjadi ketika sel kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat. Gejala yang dapat muncul meliputi sakit perut, diare berkepanjangan, demam, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, atau buang air besar berdarah.

Obstruksi Usus Besar

Obstruksi usus besar terjadi akibat penyumbatan di usus besar yang menyebabkan gangguan pembuangan sisa pencernaan. Kondisi ini bisa menyebabkan sakit dan kram perut, muntah, perut kembung, tidak bisa buang gas atau kentut, dan sembelit. Jika penyumbatan sudah parah, usus besar bisa saja mengalami kerusakan atau robek. Bila hal ini terjadi, penderitanya bisa mengalami nyeri perut yang parah, keringat dingin, serta gelisah dan perlu segera ditangani oleh dokter.

Wasir

Wasir atau hemoroid adalah pembengkakan di bagian bawah usus besar. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan pada pembuluh darah di sekitar anus yang terjadi akibat mengejan saat buang air besar, diare berkepanjangan, kurangnya konsumsi serat, dan kebiasaan sering mengangkat benda berat.

Wasir juga sering kali disertai gejala lain, seperti gatal di sekitar anus, munculnya benjolan keras atau lunak di anus, nyeri anus terutama saat duduk, dan perdarahan dari anus saat buang air besar.

Usus Buntu

Usus buntu adalah peradangan pada usus buntu, yaitu kantong kecil yang terhubung ke pangkal usus besar. Peradangan paling sering muncul karena sisa makanan yang terjebak di usus buntu dan menimbulkan infeksi bakteri, sehingga usus buntu meradang, membengkak, dan berisiko pecah.

Tanda awal usus buntu berupa nyeri di perut bagian kanan bawah yang memberat saat berdiri atau berjalan, mual, muntah, demam dan kehilangan nafsu makan. Bila kondisinya memburuk, penderita usus buntu bisa mengalami nyeri perut hebat yang terasa di seluruh perut, gelisah, dan pingsan.

Radang Usus Besar

Radang usus besar atau kolitis paling sering ditandai dengan diare yang terjadi berulang. Kondisi ini juga sering kali disertai dengan gejala lain, seperti nyeri perut dan muntah. Penyebab radang usus besar belum diketahui secara pasti, tetapi ada dugaan penyakit ini dipicu oleh respons berlebih sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri atau zat lain yang masuk ke usus, misalnya protein susu.

Penyakit Berbahaya pada Tubuh Manusia Berasal dari Virus

Penyakit Berbahaya pada Tubuh Manusia Berasal dari Virus – Kata “virus” ini berasal dari bahasa Latin, yaitu virion yang artinya adalah racun. Virus itu sendiri selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, sehingga bisa dibilang sulit sekali mati atau hilang. Bahkan, tak menutup kemungkinan akan muncul virus-virus baru yang terkadang bisa saja membuat manusia atau makhluk hidup lainnya sakit. Virus termasuk bagian dari mikroorganisme. Dinamakan bagian dari mikroorganisme karena merupakan makhluk hidup dengan ukuran hanya beberapa mikro atau mungkin lebih kecil dari itu, karena 1 mikron sama dengan 0,001 mm. Berdasarkan pengertian virus di atas, maka dapat dikatakan bahwa virus adalah organisme parasit, yang mana ia membutuhkan inang untuk bertahan hidup. mikroorganisme ini harus menemukan inang untuk bereproduksi, termasuk melalui sel tubuh manusia. Tanpa menumpang ke tubuh inangnya, ia tidak bisa mereplikasi diri. Beberapa spesies organisme ini bahkan dapat membunuh sel inangnya untuk dapat berkembang biak. Jika ia tidak menemukan inang, virus tidak bisa hidup dalam waktu yang lama. Berikut ini adalah beberapa daftar penyakit yang disebabkan oleh virus:

Baca Juga :

Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini umum ditemukan pada daerah yang hangat dan lembap atau daerah tropis, dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Peningkatan kasus demam berdarah dengue biasanya terjadi di musim hujan. Gejala yang muncul akibat virus ini di antaranya adalah demam tinggi, sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, muntah, serta ruam.

Chikungunya

Virus chikungunya dibawa oleh nyamuk yang juga menyebarkan demam berdarah dengue dan virus zika. Selain itu, virus ini juga bisa menyebar melalui darah yang terinfeksi.

Gejala paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus ini adalah demam dan nyeri sendi. Gejala lain yang mungkin muncul bisa berupa sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan sendi, dan ruam.

Hepatitis Viral

Hepatitis viral merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis A, hepatitis B, atau hepatitis C. Virus ini menyerang organ hati dan biasanya menyebar melalui makanan maupun minuman yang terkontaminasi, cairan tubuh, seperti darah dan sperma penderita yang telah terinfeksi virus ini.

Selain itu ada pula penyakit hepatitis akut yang diduga disebabkan oleh infeksi virus lain, seperti adenovirus maupun SARS-CoV-2.

Gejala hepatitis viral ini beragam, bahkan ada pula penderita yang tidak menunjukkan gejala apa pun hingga bertahun-tahun lamanya. Diagnosis biasanya didapatkan setelah melakukan tes darah.

Rabies

Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini umumnya ditularkan melalui gigitan hewan yang terjangkit virus. Gejala rabies antara lain adalah demam, sakit kepala, kelelahan, kebingungan, halusinasi, ketakutan pada air, bahkan kelumpuhan.

Rubella

Penyakit yang disebabkan oleh virus ini sangat berbahaya bagi janin, bila dialami oleh ibu hamil. Hal ini karena penyakit rubella bisa menyebabkan keguguran atau cacat bawaan pada janin.

Gejala rubella atau disebut juga campak Jerman ini umumnya adalah demam ringan dan ruam yang dimulai dari area wajah, lalu menyebar ke seluruh tubuh.

Zika

Virus zika umumnya menyebar melalui gigitan nyamuk, tetapi bisa juga menyebar melalui hubungan seksual atau aliran darah dari ibu ke janin.

Gejala dari penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat berupa demam, ruam, nyeri sendi dan otot, gatal di seluruh tubuh, sakit kepala, dan konjungtivitis. Janin yang terinfeksi dari ibunya berisiko mengalami mikrosefalus.

HIV/AIDS

Saat masuk ke dalam tubuh, virus HIV akan melemahkan sistem kekebalan tubuh penderitanya dengan cara menghancurkan sel darah putih, sehingga tubuh tidak mampu melawan infeksi.

AIDS sendiri adalah tahap akhir dari infeksi HIV. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat menyebar melalui hubungan seksual berisiko dan berbagi pakai jarum suntik dengan orang yang terinfeksi HIV.

COVID-19

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan sesak napas. Gejala ini dapat muncul 2–14 hari setelah terinfeksi virus.

Selain penyakit-penyakit di atas, masih banyak penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti Ebola, kutil kulit atau kutil kelamin, polio, dan rotavirus. Penanganan masing-masing penyakit ini juga berbeda-beda tergantung penyebabnya.

Meski kekebalan tubuh bisa melawan penyakit yang disebabkan oleh virus, ada beberapa virus yang berkembang dengan sangat cepat, sehingga sistem kekebalan tubuh tidak mampu mengatasinya.

Pilek

Pilek adalah infeksi virus paling umum yang ditandai dengan gejala berupa bersin, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan batuk. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini lebih sering menyerang anak-anak.

Flu

Flu biasanya memilki gejala yang lebih serius daripada pilek, yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, meriang, mual, dan muntah. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini umumnya lebih mudah menyebar saat musim hujan karena iklim yang lembap.

Cacar air

Cacar air paling sering dialami oleh anak-anak, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk juga terjadi pada orang dewasa. Penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster ini dapat menyebar dengan mudah antarmanusia.

Ruam dan gatal merupakan gejala paling umum dari cacar air. Gejala tersebut bisa muncul di wajah, dada, punggung, atau bagian inti tubuh, hingga menyebar ke bagian tepi bahkan seluruh tubuh.

Penyakit Berbahaya yang Berasal dari Bakteri

Penyakit Berbahaya yang Berasal dari Bakteri – Terdapat ribuan macam bakteri yang ada di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, ada jenis bakteri baik yang berguna untuk kesehatan. Tapi, ada juga jenis bakteri yang tergolong berbahaya karena kebal atau resisten dengan antibiotik. Untuk diketahui, resistensi antibiotik dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan. Karena infeksi bakteri jadi sulit diobati, bahkan menyebabkan infeksi parah yang mematikan. Bakteri adalah organisme mikroskopis sel tunggal yang hidup hampir di mana-mana. Bakteri hidup di setiap iklim dan lokasi di bumi. Beberapa bakteri hidup di udara, beberapa lagi hidup di air dan beberapa lainnya hidup di tanah.

Sebagian besar bakteri tidak berbahaya bagi manusia dan bahkan menguntungkan. Dalam saluran pencernaan manusia, bakteri baik membantu pencernaan dan menghasilkan vitamin. Bakteri juga membantu sistem kekebalan, membunuh bakteri jahat dan patogen berbahaya lainnya. Namun, ada beberapa macam bakteri dan pada kondisi tertentu bakteri bisa menjadi berbahaya bagi tubuh. Karena bakteri bisa saja menyerang organ tubuh dan menimbulkan banyak penyakit. Berikut macam-macam bakteri yang sering menyerang tubuh dan bisa menyebabkan penyakit serius yang dilansir dari berbagai sumber.

Baca Juga : Inilah 6 Penyakit yang Menggangu Kenyamanan Tenggorokan

Disentri

Tak hanya disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica, penyakit disentri juga merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, yakni bakteri Shigella. Penyakit ini juga kerap disebut sebagai shigellosis atau disentri basiler. Gejala disentri biasanya meliputi kram perut, demam, mual, muntah, dan feses berdarah. Pada beberapa orang, shigellosis tidak akan memunculkan gejala. Namun, pada beberapa orang lainnya, gejala disentri dapat muncul 1–3 hari setelah terinfeksi bakteri. Untuk memastikan penyebab disentri, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan feses.

Tipes

Tipes merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini umumnya menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri tersebut. Jika sudah terinfeksi, biasanya Anda akan merasakan berbagai gejala, seperti demam tinggi, lesu, lemas, sakit perut, diare, dan sakit kepala.

Untuk menangani tipes, biasanya dokter akan memberikan obat antibiotik dan beberapa obat lain untuk mengurangi gejala yang Anda rasakan. Anda bisa mendapatkan vaksinasi tifoid dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah tipes.

Tetanus

Infeksi bakteri Clostridium tetani dapat menyebabkan Anda terkena penyakit tetanus. Gejala utama penyakit ini adalah otot rahang kaku (trismus) sehingga Anda kesulitan menelan. Selain itu, Anda juga dapat mengalami gejala lain, seperti otot leher dan perut kaku, demam, dan keringat berlebih. Hingga saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan tetanus. Oleh karena itu, penanganan dilakukan untuk mengobati gejala tetanus yang muncul dan menangani luka yang menjadi penyebab masuknya bakteri. Biasanya, dokter akan memberikan antibiotik dan berbagai obat lain untuk mengurangi gejala tetanus. Dokter mungkin juga akan menyarankan Anda untuk melakukan vaksinasi tetanus.

Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyerang manusia dan hewan. Cara penularan leptospirosis adalah melalui air atau tanah yang terkontaminasi oleh urine hewan, misalnya tikus dan kucing, yang terinfeksi oleh bakteri tersebut. Leptospirosis yang tidak diobati dengan tuntas dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti meningitis, gagal hati, kerusakan ginjal, gagal napas, bahkan kematian.

Diare

Selain dapat disebabkan oleh infeksi virus, diare juga merupakan salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh  bakteri, yaitu bakteri Salmonella dan E. coli. Saat Anda mengalami diare, Anda akan mengalami beberapa gejala berikut:

  • Buang air besar sebanyak 3 kali atau lebih dalam sehari
  • Konsistensi tinja berubah dari padat menjadi cair
  • Kram atau nyeri perut
  • Kembung
  • Dehidrasi

Diare dapat terjadi selama 1–2 hari (diare akut) atau hingga 3–4 minggu (diare kronis).

Tuberkulosis

Penyakit tuberkulosis atau TB disebabkan oleh bakteri yang utamanya menyerang paru-paru. TB adalah penyakit menular dan berpotensi mengancam nyawa. Penularannya terjadi jika Anda menghirup percikan air liur dari penderita TB yang batuk atau bersin. Pengobatan TB dilakukan dengan cara mengonsumsi obat antituberkulosis (OAT) sesuai petunjuk dokter. Pengobatan ini bukan hanya bertujuan untuk mengobati TB, melainkan juga untuk mencegah penularan dan kekambuhan TB, serta mencegah terjadinya TB MDR.

Tetanus

Infeksi bakteri Clostridium tetani dapat menyebabkan Anda terkena penyakit tetanus. Gejala utama penyakit ini adalah otot rahang kaku (trismus) sehingga Anda kesulitan menelan. Selain itu, Anda juga dapat mengalami gejala lain, seperti otot leher dan perut kaku, demam, dan keringat berlebih.

Hingga saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan tetanus. Oleh karena itu, penanganan dilakukan untuk mengobati gejala tetanus yang muncul dan menangani luka yang menjadi penyebab masuknya bakteri. Biasanya, dokter akan memberikan antibiotik dan berbagai obat lain untuk mengurangi gejala tetanus. Dokter mungkin juga akan menyarankan Anda untuk melakukan vaksinasi tetanus.

Pneumonia

Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang dapat disebabkan oleh infeksi jamur, virus, atau bakteri. Salah satu bakteri penyebab pneumonia adalah bakteri Streptococcus pneumoniae. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri biasanya hanya terjadi pada salah satu bagian paru. Kondisi ini berisiko tinggi dialami orang yang memiliki penyakit pernapasan dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Inilah 6 Penyakit yang Menggangu Kenyamanan Tenggorokan

Inilah 6 Penyakit yang Menggangu Kenyamanan Tenggorokan – Odynophagia atau tenggorokan sakit saat menelan merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi. Kondisi ini dapat membuat penderitanya merasa tidak nyaman sehingga kerap mengganggu aktivitas sehari-hari.  Sakit tenggorokan saat menelan bisa disebabkan karena kondisi medis tertentu, salah satunya adalah radang amandel.  Sakit tenggorokan bisa terjadi pada siapa saja. Kondisi ini menyebabkan pengidapnya merasa sakit saat menelan makanan maupun minuman. Sakit tenggorokan ditandai dengan rasa nyeri, iritasi, atau kering dan bisa terjadi karena infeksi virus atau bakteri. Selain infeksi, sakit tenggorokan ternyata juga bisa menjadi gejala dari penyakit tertentu. Umumnya, sakit tenggorokan terjadi karena adanya infeksi virus yang biasanya bisa pulih dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari. Namun, jika sakit tenggorokan terjadi karena infeksi bakteri bakteri, maka pengobatan perlu dilakukan segera. Selain itu, sakit tenggorokan yang terjadi sebagai gejala penyakit juga harus segera mendapat penanganan medis agar terhindar dari komplikasi berbahaya. Nyeri pada tenggorokan yang biasanya disertai dengan rasa sakit saat menelan makanan dan minuman, bisa menjadi tanda dari penyakit tertentu. Berikut ini beberapa jenis penyakit yang sering ditandai dengan tenggorokan sakit saat menelan:

Baca Juga : Tips untuk Mencegah Terjadinya Asam Urat

GERD

Gastroesophageal reflux disease (GERD) terjadi ketika asam dari lambung naik kembali ke kerongkongan. Larutan asam ini dapat membuat kerongkongan dan tenggorokan sakit dan terasa seperti terbakar. Selain sensasi terbakar, GERD juga menyebabkan gejala seperti mulas di sekitar dada.

Tumor

Penyebab sakit tenggorokan yang satu ini mungkin kurang umum. Biasanya, sakit tenggorokan yang disebabkan oleh tumor disertai dengan gejala lain seperti perubahan suara, sulit menelan, adanya benjolan dan penurunan berat badan.

Alergi

Ketika sistem kekebalan bereaksi terhadap pemicu alergi seperti serbuk sari, rumput, dan bulu hewan peliharaan, sistem kekebalan akan berusaha mengeluarkan bahan alergen tersebut. Kondisi inilah yang akan memicu gejala seperti hidung tersumbat, mata berair, bersin, dan sakit tenggorokan.

Infeksi HIV

Sakit tenggorokan dan gejala mirip flu lainnya terkadang muncul lebih awal setelah seseorang terinfeksi HIV. Seseorang yang terinfeksi HIV mungkin mengalami sakit tenggorokan kronis atau berulang karena infeksi jamur atau infeksi virus yang disebut cytomegalovirus (CMV).

Infeksi Mononukleosis 

Pada beberapa kondisi, sakit tenggorokan juga bisa disebabkan oleh penyakit yang lebih serius, misalnya infeksi mononukleosis. Penyakit ini terjadi karena ada infeksi virus Epstein Barr. Infeksi ini ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening, demam dan sakit pada tenggorokan serta kesulitan menelan makanan dan minuman.

Epiglotitis 

Penyakit ini terjadi karena ada peradangan pada katup yang memisahkan saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Peradangan pada bagian ini sering ditandai dengan nyeri pada tenggorokan.

Abses Peritonsil 

Sakit tenggorokan yang terjadi dalam jangka panjang sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Sebab, bisa jadi kondisi tersebut terjadi karena ada penyakit serius, seperti abses peritonsil. Penyakit ini terjadi karena ada pembengkakan bernanah antara langit-langit tenggorokan dan bagian belakang amandel.

Tonsillitis 

Salah satu penyakit yang ditandai dengan sakit di tenggorokan dan kesulitan dalam menelan adalah tonsillitis alias radang tenggorokan. Pada kondisi ini, amandel mengalami peradangan atau inflamasi. Kondisi ini umum menyerang anak-anak, tetapi juga bisa terjadi pada orang dewasa.

Faringitis

Radang tenggorokan atau faringitis juga bisa memicu tenggorokan sakit saat menelan makanan dan minuman. Kondisi ini terjadi akibat adanya peradangan pada saluran yang menghubungkan hidung atau mulut dengan kerongkongan (esofagus) atau saluran pita suara (laring).

Laringitis 

Laringitis merupakan penyakit yang terjadi karena adanya peradangan pada laring, yaitu kotak pita suara di dalam tenggorokan. Penyakit ini memiliki gejala berupa sakit pada tenggorokan, batuk, demam, serta suara serak, atau kehilangan suara sama sekali.

Tips untuk Mencegah Terjadinya Asam Urat

Tips untuk Mencegah Terjadinya Asam Urat – Ada beragam pilihan obat asam urat yang bisa Anda coba, baik dengan cara alami maupun obat-obatan medis. Jenis obat ini umumnya bekerja dengan dua cara, yaitu meredakan rasa sakit dan mengurangi penumpukan kadar asam urat dalam tubuh. Penyakit asam urat adalah peradangan pada sendi yang terjadi akibat adanya penumpukan asam urat dalam darah. Penyakit ini ditandai dengan nyeri sendi berat yang menyerang secara tiba-tiba dan bertahan cukup lama. Selain terasa nyeri, sendi juga bisa mengalami pembengkakan dan terasa kaku.  Penyakit asam urat terkadang tak cukup diatasi dengan penanganan rumahan. Pada beberapa kasus, pengidapnya perlu mengonsumsi obat asam urat untuk mengelola gejalanya. Umumnya obat asam urat bekerja dengan dua cara. Ada obat yang membantu proses pengeluaran asam urat lewat urine, serta ada juga yang mengurangi metabolisme purin menjadi asam urat.

Baca Juga : Pertanda pada Orang Dewasa Jika Cacingan

Cara Mencegah Asam Urat

Selain memanfaatkan obat-obatan untuk mengatasi asam urat, perubahan gaya hidup juga penting dilakukan guna mencegah serangan asam urat dan mengurangi tingkat keparahan asam urat. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah asam urat:

  • Membatasi asupan makanan tinggi purin, seperti daging merah dan makanan laut
  • Menghindari minuman beralkohol dan minuman manis tinggi gula, terutama fruktosa
  • Minum air putih minimal 8 gelas atau 2 liter sehari
  • Mempertahankan berat badan ideal melalui diet seimbang dan olahraga teratur

Itulah berbagai macam obat asam urat yang perlu Anda ketahui. Meski beberapa obat alami di atas diyakini dapat mengatasi asam urat, tetapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitasnya.

Obat Asam Urat Alami

Sebelum bertemu dengan dokter, ada beberapa obat asam urat alami yang bisa Anda coba untuk meringankan keluhan. Obat alami ini bekerja dengan cara menurunkan kadar asam urat dalam darah, sehingga dapat menekan risiko terjadinya serangan. Berikut ini adalah beberapa jenisnya:

Kopi

Manfaat kopi sebagai obat asam urat alami telah didukung oleh banyak penelitian. Kopi mengandung asam klorogenat yang dapat meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine. Selain itu, kopi juga diduga dapat menghalangi kerja enzim yang menghasilkan asam urat sehingga kadar asam urat dalam darah bisa menurun.

Meski begitu, pertimbangkan penggunaan kopi jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang membuat Anda perlu membatasi konsumsi minuman ini, misalnya tekanan darah tinggi atau aritmia.

Buah Tinggi Antioksidan

Buah berwarna gelap, seperti anggur atau bluberi, diduga bisa menjadi obat asam urat alami karena kaya akan antioksidan yang dapat menjaga agar kadar asam urat tetap terkendali. Buah ceri juga dinilai efektif menurunkan kadar asam urat sekaligus mengurangi risiko serangan asam urat.

Makanan Kaya Vitamin C

Pilihan obat asam urat alami lainnya adalah makanan yang kaya akan vitamin C, misalnya buah-buahan seperti buah kersen, jeruk, dan jambu merah. Vitamin C mampu meningkatkan pembuangan asam urat melalui urine, sehingga kadar asam urat dalam darah juga menurun.

Akupunktur

Selain konsumsi makanan atau minuman tertentu untuk mengatasi asam urat, teknik pengobatan akupunktur juga dipercaya dapat menekan produksi asam urat dalam tubuh dan mencegah serangan asam urat. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas akupunktur sebagai obat asam urat alami. Meski begitu, manfaat akupunktur dalam meredakan nyeri kronis serta radang sendi sudah terbukti sehingga baik dan aman untuk penderita penyakit asam urat.

Exit mobile version